Selamat Hari Raya Nyepi Tahun Baru
Saka 1939
Nyepi adalah
peringatan tahun baru saka, atau
tahun baru (masehi) bagi umat Hindu. Nyepi merupakan hari raya yang identik
dengan ogoh - ogoh. Hari Raya Nyepi mengandung makna sepi, yakni sunyi senyap.
Uniknya pantangan hari raya ini berbeda dengan hari raya keagamaan Hindu di
Bali pada umumnya. Pantangan dalam pelaksanaan Hari Raya Nyepi ini terdiri dari
empat yakni diantaranya ada yang disebut Amati
Geni yakni memiliki arti tidak boleh menyalakan api termasuk memasak, Amati Karya yakni tidak bekerja, Amati Lelungan yakni tidak berpergian
dari rumah atau tempat tinggal. Dan Amati
Lelanguan yakni tidak mencari hiburan.
Sebelum
memasuki Hari Raya Nyepi, adapun rangkaian yang dilalui seperti Upacara Tawur Agung Kesanga. Upacara ini
biasanya diadakan di setiap perempatan besar di Bali, hal ini disebut juga
dengan upacara “mecaru” yang memiliki
fungsi untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam sekitar.
Rangkaian
yang kedua yakni Upacara Melasti, upacara
ini merupakan upacara penyucian diri dengan menyucikan diri di sumber mata air
misalnya pantai atau air terjun, dalam upacara ini masyarakat Hindu di Bali biasanya
berjalan dari tempat suci Pura menuju sumber mata air sambil membawa “pralina” atau simbolis dari perwujudan
Sang Pencipta yang diwujudkan dalam bentuk alat upakara seperti canang, bunga,
dupa, hingga patung yang berhiaskan bunga lengkap dengan sesajen.
ogoh-ogoh |
Tradisi
yang ketiga yakni mengarak ogoh - ogoh. Ogoh - ogoh merupakan simbolis dari
butha kala, butha kala merupakan nama atau istilah yang digunakan oleh umat
Hindu sebagai makhluk astral yang kedudukanya lebih rendah daripada para Dewa.
Tujuan memngarak dan membuat ogoh - ogoh yakni memperingati perayaan kepada
para Bhuta Kala agar tidak mengganggu
umat manusia pada saat perayaan hari Raya Nyepi berlangsung hingga pada hari Tilem Sasih Kesanga merupakan puncak
hari Raya Nyepi.
ogoh-ogoh pada saat sehari sebelum nyepi |
Perayaan
hari Raya Nyepi di luar Bali dilaksanakan dengan tingkatan Desa, Kala Patra,
yakni tingkatan berdasarkan daerah dan batas wilayah yang di diami, sedangkan
di Bali perayaan Nyepi begitu sangat terasa, karena semua instansi, hingga
bandara dan penyebrangan pelabuhan benar - benar ditutup hingga keesokan
harinya setelah Nyepi baru boleh beroperasi.
Setelah
hari Raya Nyepi, keesokan harinya merupakan hari Ngembak Geni, yakni mengunjungi sanak saudara atau Dharma Shanti bertujuan untuk saling
mengucap syukur dan maaf memaafkan. Semoga perayaan Hari Raya Nyepi tidak hanya
memiliki arti bagi Umat Hindu saja, namun dapat saling menjalin silahturahmi
antara pemeluk agama yang lainya.
Dalam
perayaan Nyepi, jika kalian beruntung dan langit tidak mendung kita dapat
menyaksikan hamparan ribuan bintang yang indah saat malam hari, hal ini
dikarenakan langit Bali tidak menyalakan lampu atau pencahayaan pada saat malam hari. Selamat mencoba!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar